Selasa, 10 Februari 2009

Mencontek karena Pressure

-;Posisi menentukan prestasi-;, saat-saat ujian para siswa berlomba menempati tempat duduk tertentu,dekat dengan murid paling pintar.Ada juga yang menyalin pelajaran di kertas-kertas kecil kemudian diselipkan di tempat tertentu. Berbagai trik dan cara dilakukan untukmencontek.Mengapa mereka melakukannya?

MENCONTEK sebenarnya tidak hanya berupa perilaku meniru jawaban teman sebangku sewaktu ujian. Mencontek dapat dimulai pada usia dinidengan adanya proses imitasi dari orang lain.Anak tidak sekadar meniru pelajaran, tapi juga gaya bicara atau berpakaian.

Adapun mencontek pelajaran di sekolah karena tuntutan yang tinggi. Psikologanak dari UniversitasIndonesiaLuhSurini YuliaSavitri MPsi mengatakan,perilaku mencontek pada anak/siswa bisa disebabkan tuntutan yang terlalu tinggi sehingga anak melakukan segala cara untuk mencapai itu.Anak akan berpikir tidak usah capek belajar dengan melihat jawaban temannya.

-;Perilaku tersebut disebabkan oleh sistem pendidikan lebih ke arahnilai bukan proses belajar.Anak-anak merasa tuntutan yang dibebankanterlalu tinggi sehingga lebih memilih cara mudah untuk mendapatkannilai bagus,-; tutur wanita yang biasa disapa Vivi. Perilaku anak

mencontek bisa juga dilatarbelakangi tuntutan keluarga akan nilai yangbagus. Anak dikatakan berprestasi jika mempunyai peringkat (ranking)yang bagus. Orangtua lebih mementingkan nilai sehingga tidakmemperhatikan proses belajar yang dilewati anak.

-;Ketikaorangtua menuntut seperti ini, anak akan merasa ketakutan ketikanilainya jelek. Akibatnya, anak akan berusaha mendapat nilai tinggimelakukan segala macam upaya termasuk mencontek, -;sebut Vivi. Haltersebut dibenarkan psikolog dari Yayasan Pelangi Anak Indonesia,DraPsi Sandra Talago Msc. Dia mengungkapkan, selain sistem pendidikan yanglebih mementingkan nilai yang bagus atau peringkat yang tinggi.Tuntutan lingkungan yang lebih mementingkan nilai peringkat dan lebih-;diakui-;ketika mendapatkan nilai yang tinggi.

Anak akanmerasakan adanya persaingan sehingga melakukan bermacam cara agarberhasil. -;Misalnya orangtua bertanya; ’Ranking berapa?’ Pertanyaan inisebagai pressure bagi anak. Tidak hanya orangtua, tapi juga lingkungansekolah juga turut membuat anak tertekan,-; lanjut Sandra. Sandramenambahkan, pendidikan yang menerapkan metode tradisional yang lebihmenekankan angka dan hafalan sehingga lebih memudahkan anak untukmencontek.

-;Coba kalau sekolah interaktif yang melatih anakdidiknya untuk menjawab secara lisan.Tentu anak akan semakin sulituntuk mencontek jika dibandingkan dengan jenis soal multiple choiceatausmall essay,-; kata Sandra. Kedua jenis soal itu akan memudahkan anakuntuk mencontek. Ketika anak mencontek dan berhasil, anak akantermotivasi kembali untuk melakukan hal yang sama.

Saat anakmencoba dan berhasil, ada suatu kebanggaan dalam dirinya. Dalam duasampai tiga kali kesempatan akan melakukan hal sama.-;Tapi ini bukansuatu habitual (kebiasaan), anak hanya memanfaatkan kesempatan karenatuntutan yang tinggi,-;kata Vivi. Menurut Sandra, anak akan meningkatrasa percaya dirinya ketika anak berhasil mencontek. -;Untuk itu, anakperlu ditanamkan honesty, reward, dan punishment agar anak menganggap

bahwa nilai bukan segalanya,-; ujar dia.

Perilaku mencontektidak hanya bisa dilihat dari sisi anak didik. Seperti yang diungkapkan Kepala Level 4-6 SD Al Izhar Pondok Labu Dra Prihanti Handayani,perilaku mencontek anak juga bisa menjadi evaluasi bagi guru. -;Anakmencontek juga bisa menjadi feedback guru, ada beberapa bagianpelajaran yang belum dimengerti anak,-; ujar Yani. Mencontek merupakansalah satu bentuk kemalasan karena tidak mempunyai rutinitas belajar,tapi menginginkan nilai yang bagus.

Hargai Proses Belajar

PERILAKU

mencontek tidak akan menjadi suatu kebiasaan saat anak mulai-;terlatih-;.Perilaku ini tidak serta-merta karena pengawasan guru yanglemah, tapi juga dipengaruhi faktor keluarga. Lingkungan keluarga memegang peranan penting karena sebagian waktu anak bersama mereka.

Perilakumencontek bisa dikurangi dengan peranan orangtua. Dengan orangtuamenganggap nilai bukan segalanya akan mengurangi beban anak. Orangtuadiharapkan mendampingi anak dalam belajar. Orangtua memberikanpengertian bahwa mencontek merupakan tindakan yang kurang terpuji.-;Orangtua agar berdialog mengenai konsekuensi yang didapat anak ketikaanak mencontek sehingga anak mengetahui akibat dari perbuatannya,-; kataSandra.

Dengan berdialog akan membantu anak belajar mengenaipemecahan masalah (problem solving).Menumbuhkan pengertian dalam dirianak tidak semua pelajaran dapat dikuasai dengan baik. -;Misalnya anakbagus di pelajaran A,belum tentu bagus juga di pelajaran B.Tanamkankepada anak, mereka punya keunggulan di bidang lain,-; paparnya. Dialogakan bisa menggali lebih dalam tentang mencontek dan menemukan insightanak.

-;Mengajak anak berdialog, misalnya menurutmu kalauberhasil dengan pekerjaan sendiri daripada berhasil dengan meniru,-;sebutnya.Dari proses tersebut sehingga anak akan berpikir mencontekadalah tidak baik. Dra Prihanti Handayani mengingatkan agar bukan hanyaorangtua tapi juga guru. Anak akan lebih dihargai dari prosesnya bukannilai yang didapatkan. -;Tingkatpemahaman dan usaha yang dilakukan anakdidik bukan sekadar orientasi pada nilai,-;paparnya.

Menurut dia,sebaiknya orangtua dan guru tidak menaruh harapan yang terlalu tinggi.Penekanan anak memahami materi yang diberikan melalui pemahamanpelajaran.Pemahaman anak dipengaruhi materi pelajaran, metode yangditerapkan serta evaluasi. Dukungan orangtua juga diperlukan dengamenanamkan nilai kejujuran, tenggang rasa, toleransi, dan normanorma.

-;Kebiasaananak ini didapatkan angka dari lingkungan terdekat dahulu yaitukeluarga.Sekolah menjadi faktor pendukung dari pelajaran yang didapatanak di rumah,-; lanjut Yani. Ketika anak tidak dibebani harus mendapatnilai yang tinggi, tentu anak tidak akan merasa ketakutan. Pemahamanlebih penting bagi anak yang akan dibawa kelak hingga dewasa.Karena

proses tersebut sebagai bekal dalam menyelesaikan masalah kelak.

Berikan Kepercayaan dan Konsekuensi

MENDAPAT

nilai bagus tanpa susah-susah untuk belajar merupakan suatu godaan anakmencontek.Anak yang mencontek akan merasakan perasaan tidak nyaman dan

tidak akan mencoba lagi. Ada juga anak yang tetap melakukan tindakan

tersebut.

Parahnya, ada anak yang memulai untuk mencontek dantidak bisa menghentikannya. Anak yang dipergoki sedang mencontek akanmendapatkan hukuman.-;Anak akan mendapatkan punishment sesuaikesepakatan yang telah disetujui di awal semester,-;ujar Luh SuriniYulia Savitri MPsi.Anak harus menaati peraturan yang telah disepakatibersama dan anak mengetahui konsekuensi akibat mencontek. Diamenyarankan agar anak lebih ditekankan belajar untuk memahami.

-;Orangtua

mendampingi anak saat belajar dan diberi kepercayaan anak akan nyamansemakin memudahkan untuk belajar,-;katanya. Anak akan mendapatkan sanksisesuai perbuatannya seperti pengurangan nilai. Bisa juga anak dipanggilpersonal dan diajak berdialog alasan mencontek.Konsekuensi anak yangmencontek, anak mengulang kembali tes dengan materi yang berbeda.Walaupunanakbarupertama kali mencontek dan ketahuan, anak tetapmendapat sanksi tapi tidak perlu memarahi anak di depan teman-teman sekelas.

-;Ketika memarahi anak di depan kelas, anak akanmenjadi malu.Teguran seperti ini akan menimbulkan masalah baru lagibagi anak,-;lanjut Vivi. Penerapan disiplin ini harus konsisten. Tak

jauh berbeda, Dra Psi Sandra Talago Msc mengatakan, peraturan yangtelah disepakati bersama berarti anak dilibatkan dalam pengambilankeputusan. -;Anak juga belajar bertanggung jawab mengenai kesepakatanyang telah diambil. Jadi bukan sanksi muncul setelah perilaku mencontekmuncul,-;kata Sandra.

Berikan anak kepercayaan untukmenyelesaikan masalahnya. Anak akan belajar menyelesaikan pekerjaannyatidak selalu diingatkan. -;Saat anak sadar telah diberi kepercayaan,anak akan bertanggung jawab tidak selalu diingatkan,-; kata Sandra.Berdasarkan pengalaman Dra Prihanti Handayani dalam mendidik anakdidiknya,ketika mendapati anak mencontek anak diberi soal lain. -;Selainitu,anak dipanggil dan mengerjakan tes sendiri. Anak diharuskanmengulang ujian kembali dengan mengerjakan soal di tempat lain,-;ujar’

Yani. sumber :(hendrati hapsari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar