Jumat, 13 Februari 2009

STUDY KELAYAKAN BISNIS AYAM BAKAR


Study Kelayakan Usaha " Ayam Bakar "



" Bang Mamat "












Modal Kerja





Etalase 1,000,000




Tenda 500,000




Piring dll 250,000





1,750,000
145,833









1 ekor 15,000




dipotong 8 1,875 harga per potong
















Harga Pokok





Ayam 1,875




Bumbu 200




Nasi 350




Pembungkus 250




Air Mineral 250




Harga Pokok 2,925
porsi









Harga Jual 5,500




Estimasi penjualan





Perhari 30 porsi 30 X 5,500 = 165,000

1 bulan pertama 30 X 165,000 = 4,950,000







I Pendapatan Kotor 1 bulan pertama


4,950,000








Biaya





Harga Pokok 30 porsi X 30 hari X 2.925

2,632,500

Sewa 1 bulan



200,000

Listrik



50,000

Upah 2 orang @ 450.000

900,000

Penyusutan Alat



145,833






3,928,333








SHU bersih



1,021,667







II Harga Jual 5,500




Estimasi penjualan





bulan Ke II 30 X 220,000 = 6,600,000








Pendapatan Kotor bulan II


6,600,000








Biaya





Harga Pokok 40 porsi X 30 hari X 2.925

3,510,000

Sewa 1 bulan



200,000

Listrik



50,000

Upah 2 orang @ 450.000

900,000

Penyusutan Alat



145,833






4,805,833








SHU bersih



1,794,167






















Bulan 1 1,021,667




Bulan 2 1,794,167




Bulan 3 1,794,167




Bulan 4 1,794,167




Bulan 5 1,794,167




Bulan 6 1,794,167




Bulan 7 1,794,167




Bulan 8 1,794,167




Bulan 9 1,794,167




Bulan 10 1,794,167




Bulan 11 1,794,167




Bulan 12 1,794,167




laba 1 tahun 20,757,504










Kamis, 12 Februari 2009

Rabu, 11 Februari 2009

10 TIPS UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN

Apakah hubungan antara “pemasaran” dan “layanan pelanggan”? Jawabannya sederhana. Pemasaran yang baik akan menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa. Layanan konsumen yang baik akan membuat konsumen kembali melakukan transaksi lagi.

Pemasaran yang baik memerlukan banyak energi, kreativitas dan biasanya anggaran yang besar. Sebaliknya, layanan konsumen yang baik sering kali jauh lebih sederhana dan memerlukan biaya yang jauh lebih sedikit!

Layanan konsumen adalah kunci keberhasilan perusahaan. Mengapa? Logikanya sederhana: Orang lebih suka melakukan transaksi dengan orang-orang yang mereka sukai.

Berikut ini 10 tips sederhana untuk memberikan layanan kepada pelanggan dengan lebih baik.

  1. Tersenyumlah! Senyum sangatlah mudah dan penting. Banyak karyawan tidak tersenyum karena: lupa, frustasi bekerja, dan sudah letih tersenyum. Sang resepsionis mungkin telah tersenyum kepada 120 pelanggan sebelumnya dan sudah kecapaian untuk melakukannya lagi. Namun bagi pelanggan, inilah kali pertama dia tempat Anda! Jadi, tersenyumlah.
  2. Bayangkan Anda berada di posisinya! Jika Anda sedang melayani pelanggan dan mereka perlu sesuatu, bayangkan Andalah yang membutuhkan bantuan tersebut. Pelayanan seperti apa yang ingin Anda terima dan membuat Anda puas? Bayangkanlah Anda berada di posisi pelanggan. Bersikaplah lebih simpatik.
  3. Ulangi permintaan pelanggan. Sebelum memproses permintaan pelanggan Anda, katakan selalu “Saya ingin memastikan bahwa Anda ingin bla, bla, bla… Apakah demikian?” Tindakan sederhana ini menunjukkan bahwa Anda benar-benar ingin memahami permintaannya dengan tepat, dan pelanggan diyakinkan bahwa Anda telah memahaminya dengan tepat.
  4. Lakukan pengecekan ulang. Jika pelanggan Anda memesan satu produk yang Anda tahu pasti sudah habis, sebaiknya katakan, “Saya yakin persediaan produk ini sudah habis. Namun, beri saya waktu untuk mengecek ulang untuk memastikannya…” Pelanggan akan lebih puas dengan jawaban Anda karena dia tahu bahwa Anda “benar-benar” berusaha melakukan pengecekan ulang.
  5. Pusatkan perhatian pada pelanggan. Kontak mata yang baik merupakan aspek yang paling penting dalam komunikasi tatap muka. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menyimak dengan cermat apa yang dikatakan pelanggan. Jangan mengalihkan pandangan ketika pelanggan berbicara dan menjelaskan persoalannya kepada Anda. Ketika berbicara melalui telepon, Anda dapat memusatkan perhatian dengan tidak mengetik/menulis/membaca apa pun kecuali hal itu terkait dengan yang dikatakan pelanggan. Tetaplah memusatkan perhatian Anda pada pelanggan ketika berbicara dengannya.
  6. Ajukan pertanyaan-pertanyaan. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan interaksi dengan pelanggan adalah dengan menengarkan pendapat pelanggan dan mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi lebih jauh. Dengan demikian Anda dapat memahami masalah dan kebutuhan mereka dengan lebih baik sehingga dapat memberikan solusi yang lebih baik. Semuanya ini membantu Anda untuk memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan Anda.
  7. Jawablah dengan kalimat lengkap. Dalam dunia layanan yang baik kepada pelanggan, jawaban yang terdiri atas satu kata dianggap kasar. Hindari jawaban seperti “Ya”, “Tidak”, “Oke”, “Mungkin”, “Selesai” atau petunjuk dengan satu kata, seperti “Di sana”, “Besok”, dll. Jangan menggunakan kata-kata seperti “Mm”, “Huh??”, “Wah”, dll. Jawaban dengan satu kata menyampaikan kesan malas atau tidak profesional. Menjawab dengan kalimat lengkap menunjukkan citra yang lebih profesional bahwa Anda terpelajar dan berkarakter baik.
  8. Berikan perhatian kepada anak-anak. Pelanggan yang mengajak anak-anaknya membuka peluang Anda memberikan layanan yang baik. Anda hanya perlu menunjukkan perhatian tulus kepada anaknya. Berbicaralah, bersendaguraulah, dan bermainlah dengannya. Berikan pujian kepadanya. Yang lebih baik, berjongkok atau berlututlah di samping anak tersebut. Semuanya ini membuat orangtuanya senang. Jadi jangan pernah abaikan anak-anak.
  9. Lakukan tindak lanjut. Sehari setelah saya membeli handphone, staf penjualan menelepon saya untuk menanyakan apakah handphone saya berfungsi dengan baik, apakah saya membutuhkan bantuannya untuk menggunakan fitur-fitur yang ada. Dia juga memberikan tips sederhana mengenai cara yang tepat mengisi baterai untuk memperpanjang masa pakainya! Tindakan sederhana, tidak lebih dari 3 menit, tidak butuh banyak biaya, namun benar-benar membuat saya terkesan! Wow!
  10. Berikan layanan ekstra. Lakukan sesuatu yang menunjukkan perhatian Anda kepada kebutuhan pelanggan. Semua anak kecil suka hadiah. Demikian juga dengan orang dewasa! Temukan kesempatan untuk membuat pelanggan Anda senang dengan memberi hadiah sederhana: gelang kunci, penindih kertas, cangkir, dll. Mereka akan memiliki kesan khusus terhadap pemberian tersebut.

Jadi, 10 tips tersebut tidak sulit dilakukan, bukan? Pertanyaannya, “Kapan Anda dan para staf Anda akan memulainya?

kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit

1.Pengertian kepuasan


Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
Menurut Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
Menurut Kotler (198 8)kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997).
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.

2. Pengertian kepuasan pasien


Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Namun upaya untuk perbaikan atau kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi (2002) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas poduk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan.
Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001) yang menyebutkan adanya tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat mengkonsumsi produk atau jasa.
onsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikategorikan ke dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien adalah orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan Aditama (2002) berpendapat bahwa pasien adalah mereka yang di obati dirumah sakit.
erdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain :
. Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.
. Kualitas pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
. Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.
Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :
a. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.
. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), merupakan karakteristik sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan, misalnya : kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, AC, sound system, dan sebagainya.
c. Keandalan (reliability), sejauhmana kemungkinan kecil akan mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan keperawatan dirumah sakit.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan pengobatan.
. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya.
. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.
g. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat.
Sementara itu ahli lain Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
. Karakteristik produk, produk ini merupakan kepemilikan rumah sakit yang bersifat fisik antara lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk rumah sakit meliputi penampilan bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta kelengkapannya.
b. Harga, yang termasuk didalamnya adalah harga produk atau jasa. Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.
. Pelayanan, yaitu pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan dalam pelayanan. Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain yang berkunjung di rumah sakit. kepuasan muncul dari kesan pertama masuk pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Misalnya : pelayanan yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan pelayanan keperawatan.
d. Lokasi, meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih rumah sakit. Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan rumah sakit tersebut.
e. Fasilitas, kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan pasien, namun rumah sakit perlu memberikan perhatian pada fasilitas rumah sakit dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.
. Image, yaitu citra, reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan. Image juga memegang peranan penting terhadap kepuasan pasien dimana pasien memandang rumah sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses penyembuhan. Pasien dalam menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara pandang melalui panca indera dari informasi-informasi yang didapatkan dan pengalaman baik dari orang lain maupun diri sendiri sehingga menghasilkan anggapan yang positif terhadap rumah sakit tersebut, meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien akan tetap setia menggunakan jasa rumah sakit tersebut dengan harapan-harapan yang diinginkan pasien.
. Desain visual, meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desain jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu desain dan visual harus diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan pasien atau konsumen.
. Suasana, meliputi keamanan, keakraban dan tata lampu. Suasana rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan pendapat yang positif sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit tersebut.
. Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya tombol panggilan didalam ruang rawat inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi yang akan dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang bekunjung di rumah sakit.
aka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah : kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual .

4. Aspek – aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut Griffith (1987) ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada seseorang yaitu :
a. Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit.
b. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah sakit.
c. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.
. Waktu menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan untuk berkunjung maupun untuk menjaga dari keluarga maupun orang lain dengan memperhatikan ruang tunggu yang memenuhi standar-standar rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman, tenang, fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.
e. Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana bagi orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.
f. Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang rawat inap yang dikehendakinya.
g. Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik berapa operasi, kunjungan dokter atau perawat.
ingkat kepuasan antar individu satu dengan individu lain berbeda. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian (Sugiarto, 1999)
Kepuasan pasien atau konsumen berdasarkan teori-teori diatas tidak hanya dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi juga dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit baik dokter, perawat, dan karyawan-karyawan lainnya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut :
a. Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit.
b. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah sakit.
c. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.
d. Fasilitas – fasilitas yang disediakan rumah sakit yaitu fasilitas ruang inap, kualitas makanan atau kios-kios penjual makanan yang terjamin kesehatannya, privasi dan waktu kunjungan pasien.


«

Tips menjaga Kepuasan Pelanggan Anda Di Bisnis Pulsa All Operator

Ditulis oleh undang - 2008/08/26 20:32

_____________________________________

Beberapa Hal Yang Harus diperhatikan untuk memeuaskan Pelanggan Anda:

Sambutlah Dengan senyum ketika ada pelanggan yang akan Deposit,

Senyumlah ketika anda sedang menerima telephone,walaupun mereka sedang komplain,alias marah2(Bos pulsa belum

masuk cepetan donk hehe

Bangunlah hubungan secara emosional kepelanggan anda,soalnya kalo sudah deket emosional pelanggan

dengan anda dijamin loyal dech

jagalah komunikasi yang baik dengan pelanggan-pelanggan anda

Jangan menunda komplain pelanggan selagi anda bisa exsekusi saat itu juga

Dan yang terpenting ini lho setiap ada komplain pelanngan anda harus lakuakan ini:

Cepat tanggapi keluhan mereka dengan senyum walaupun sangat Gaptek

Berikan jawaban atau kepastian bahwa komplainnya sedang anda proses

Pastikan bahwa kompalinnya saat itu akan anda selesaikan

Sebelum memutus pembicaraan ucapkan dulu Pa/Bu/Bos/Mas/Mba/Bang ada yang bisa saya bantu lagi

Intinya:

Setiap pelanggan ingin selalu menjadi nomor satu

Setiap pelanggan ingin mendapat perhatian dari anda

Setiap pelanggan ingin mendapat sapaan dari anda

setiap pelanggan hanya ingin mendapat kepastian komplainnnya dari anda,ga lebih ga kurang yg akan disampaikan lagi

ke pelanggannya

Semoga bisa menjadikan pelanggan-pelanggan anda loyal :)

============================================================================

ETIKA DUDUK DALAM RUANG PERTEMUAN

Seluruh kehidupan orang Mukmin itu tunduk kepada manhaj Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan hingga duduknya orang Muslim dan cara ia duduk bersama saudara-saudaranya. Oleh karena itu, orang Muslim menerapkan etika-etika berikut ini dalam duduknya:

1. Jika ia ingin duduk, maka pertama-tama ia mengucapkan salam kepada orang-orang yang telah duduk sebelumnya, kemudian ia duduk di kursi terakhir, ia tidak menyuruh seseorang berdiri dari kursinya untuk ia duduki, dan tidak menyuruh seseorang berdiri dari kursinya untuk ia duduki, dan tidak duduk di antara dua orang kecuali dengan izin keduanya, karena dalil-dalil berikut :

Sabda Rasulullah saw., "Salah seorang dari kalian tidak boleh menyuruh berdiri seseorang kemudian ia duduk di kursi saudaranya tersebut, namun hendaklah kalian memperlebar diri, dan memperluas diri." (Muttafaq Alaih).

Adalah Ibnu Umar ra, jika seseorang berdiri dari kursinya, ia tidak duduk di atas kursi tersebut.

Jabir bin Samrah ra berkata, "Jika kami datang kepada Rasulullah saw., maka salah seorang dari kami duduk di tempat terakhir."

Sabda Rasulullah saw., "Seseorang tidak halal memisahkan antara dua orang kecuali dengan izin keduanya." (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi yang meng-hasan-kannya).

2. Jika seseorang berdiri dari kursinya, kemudian ia ingin kembali padanya, maka ia lebih berhak duduk di kursi tersebut, karena Rasulullah saw. bersabda,

"Jika salah seorang dari kalian berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia kembali lagi kepadanya, maka ia lebih berhak atas tempat duduk tersebut." (Diriwayatkan Muslim).

3. Tidak duduk di tengah-tengah forum pertemuan, karena Hudzaifah ra berkata, bahwa Rasulullah saw. melaknat orang yang duduk di tengah pertemuan. (Dirwayatkan Abu Daud dengan sanad yang baik).

4. Jika ia duduk, ia memperhatikan etika-etika berikut: Duduk dengan tenang, tidak menjalin jari-jemarinya, tidak bermain-main dengan jenggot atau cincinnya, tidak mencungkili sisa-sisa makanan di gigi-giginya, tidak rnemasukkan tangan ke hidungnya, tidak banyak meludah, tidak banyak berdahak, tidak banyak bersin, dan tidak banyak menguap. Ia duduk dengan tenang sedikit gerak, dan bicaranya teratur. Jika ia berbicara maka ia berbicara dengan benar, tidak banyak bicara, menghindari canda, menjauhi perdebatan, dan tidak membicarakan kehebatan keluarga atau anak-anaknya, atau produktifitasnya, atau hasil karyanya, syair atau buku. Jika orang lain berbicara, ia mendengarnya dengan serius tanpa melupakan kehebatan pembicaraan orang yang didengarnya, tidak memutus pembicaraan, dan tidak meminta pembicara mengulangi pembicaraannya, karena hal tersebut menyinggung perasaan si pembicara.

Orang menerapkan etika-etika di atas karena dua alasan:

a. Karena ia tidak ingin menyakiti saudaranya dengan akhlak atau perbuatannya, karena seorang Muslim haram melakukan hal tersebut. Rasulullah saw. bersabda, "Orang Muslim ialah orang di mana kaum Muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya."

b. Karena ingin mendapatkan cinta saudara-saudaranya. Sebab Allah Ta‘ala menyuruh kaum Muslim saling mencintai.

5. Jika orang Muslim ingin duduk di jalan, maka ia memperhatikan etika-etika berikut:

a. Ia menahan pandangannya dengan tidak membuka matanya untuk melihat wanita Mukminah yang sedang berjalan, atau berdiri di pintu rumahnya, atau berada di teras rumahnya, atau membuka jendela rumahnya untuk salah satu keperluan. Ia juga tidak membiarkan matanya iri kepada orang lain, atau menghinanya.

b. Menahan diri dari mengganggu para pengguna jalan dengan tidak menyakiti seorang pun dan pengguna jalan dengan lisannya, atau dengan tangannya dengan menampar, atau merampas harta orang lain, tidak menghalangi perjalanan pengguna jalan, dan tidak memutus jalan mereka.

c. Menjawab salam setiap pengguna jalan yang mengucapkan salam kepadanya. Sebab, menjawab salam hukumnya wajib, karena Allah Ta'ala berfirrnan,

"Dan jika kalian diberi ucapan salam, maka balaslah salam tersebut dengan salam yang lebih baik, atau balaslah dengan salam yang sama." (An-Nisaa': 86).

d. Memenintahkan orang lain kepada kebaikan jika kebaikan tersebut tidak diamalkan di depan matanya, atau ditelantarkan sepengetahuannya, sebab ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang hal tersebut, karena amar ma'ruf adalah fardhu ‘ain bagi setiap orang Muslim, dan tidak gugur daripadanya kecuali dengan mengerjakannya. Misalnya, adzan untuk shalat, jika kebaikan tersebut tidak dikerjakan, maka ia harus memerintahkannya. Contoh lain, jika ada pejalan kaki berjalan dalam keadaan lapar, atau telanjang, maka ia harus memberinya makan, dan pakaian, jika ia sanggup mengatasinya.

Jika ia tidak mempunyai makanan, dan pakaian, ia harus menyuruh orang lain memberi makan, dan pakaian kepada orang yang kelaparan, dan orang telanjang tersebut. Karena, memberi makan orang yang kelaparan dan memberi pakaian orang yang telanjang adalah kebaikan yang harus diperintahkan jika tidak diamalkan.

e. Melarang semua kemungkaran yang dikerjakan di depannya. Sebab, mengubah kemungkaran itu sama persis dengan menyuruh kepada kebaikan dan merupakan tugas setiap orang Muslim, karena Rasulullah saw. bersabda,

"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya."

Contohnya, seseorang memukul orang lain, atau merampas hartanya, maka dalam kondisi seperti itu ia harus mengubah kemungkaran tersebut dengan melawan kezhaliman, dan permusuhan tersebut sesuai dengan batas kemampuannya.

f. Memberi petunjuk jalan kepada orang tersesat. Jika seseorang menanyakan rumah seseorang kepadanya, atau menanyakan jalan kepadanya, atau menanyakan seseorang maka ia wajib menjelaskan rumah orang yang bersangkutan, jalan yang ditanya orang tersebut, dan orang yang ditanyakan orang tersebut ini semua termasuk etika duduk di jalan seperti di depan rumah, di depan toko, di depan warung, halaman umum, dan lain sebagainya, karena Rasulullah saw. bersabda,

"Janganlah kalian duduk di jalan-jalan." Para sahabat bertanya, "Kami tidak mempunyai tempat alternatif, dan jalan-jalan adalah tempat duduk kami dan kami ngobrol di dalamnya. Rasulullah saw. bersabda, "Jika kalian tetap ingin duduk di jalan-jalan, maka beri jalan-jalan tersebut akan haknya." Para sahabat bertanya, "Apa hak jalan?" Rasulullah saw. bersabda, "Menahan padangan, menahan diri dari mengganggu, menjawab salam, amar ma'ruf nahi munkar, dalam riwayat lain, dan memberi petunjuk jalan kepada orang yang tersesat." (Muttafaq Alaih)

Di antara etika duduk yang lain ialah beristighfar kepada Allah ta'ala ketika berdiri dari kursi untuk menghapus kesalahan yang bisa jadi ia kerjakan di tempat tersebut. Jika Rasulullah saw. berdiri dari tempat duduknya, beliau berkata,

"Mahasuci Engkau wahai Allah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampunan kepada-Mu, dan bertaubat kepada-Mu." (Diriwayatkan At Tirmidzi).

Rasulullah saw. ditanya tentang doa tersebut, kemudian beliau menjelaskan bahwa doa tersebut menghapus kesalahan yang terjadi di pertemuan tersebut.

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 181-185.

Terakhir kali diperbaharui ( Thursday, 22 November 2007 )

ETIKA DI MEJA MAKAN

Sering, kan, Anda diundang menghadiri jamuan makan untuk urusan bisnis? Sudahkah Anda memahami bagaimana harus bersikap di meja makan? Penting, lo, agar rekanan bisnis memiliki kesan baik pada Anda.

Di bawah ini lima cara yang cepat dan mudah untuk diingat mengenai etika di meja makan.

1. Memperkenalkan Sesama Kolega
Untuk memperkenalkan dua orang teman yang tidak saling mengenal pada tempat yang tidak formal pasti lebih mudah dibandingkan di tempat yang lebih formal semisal di seminar atau rapat. Dengan memperkenalkan secara resmi orang-orang yang Anda kenal tetapi di antara mereka belum saling mengenal, suasana kaku dan tak nyaman pun bisa sirna.

Utamakan orang yang lebih tua atau posisinya lebih tinggi. Contohnya, "Pak, perkenalkan Sdr. Putra dari Perusahaan X." Lalu kepada Putra, katakan, "Putra, perkenalkan atasan saya dari Perusahaan Y, Bapak Pangaribuan". Dengan demikian, perkenalan singkat tadi dapat berkembang pada pembicaraan lebih lanjut di antara mereka.

Anda dapat mengganti contoh atasan dan kolega dengan ibu Anda dan teman, atau kakek Anda dengan sahabat Anda. Bila tidak yakin siapa yang harus Anda dahulukan, Anda dapat memilih seseorang yang sepantasnya didahulukan.

2. Berdiri Jika Ada Yang Bangun
Menurut etika, seorang pria sebaiknya berdiri jika rekan semejanya yang berjenis kelamin wanita meninggalkan meja atau kembali ke meja setelah ia dari kamar kecil, misalnya. Hal ini tampak kuno tetapi tetap berlaku untuk masa kini. Kecuali pada acara makan siang bisnis, seorang pria harus berdiri bila seorang wanita yang duduk di meja yang sama, apakah itu istrinya atau orang lain, akan meninggalkan meja ataupun kembali ke meja. Terutama bila wanita tersebut duduk di sebelah Anda. Para wanita menghargai sikap ini. Pada meja yang agak padat, beri ruang pada seorang wanita yang akan duduk ataupun berdiri.

3. Perbaiki Dasi
Walaupun Anda sedang merasa sangat lapar dan ingin segera makan, jangan lupa atur letak dasi sebelum mulai menyantap hidangan sehingga tidak mengganggu saat Anda tengah makan. Jangan letakkan dasi ke belakang bahu karena hal ini tampak tidak sopan dan tidak rapi. Bila tidak mempunyai klip khusus untuk dasi, masukkan sedikit bagian ujung dasi ke dalam kemeja. Serbet juga dapat dipakai untuk menutupi dasi Anda.

4. Cicipi
Ada dua alasan mengapa sebaiknya hal ini dilakukan:
- Anda tidak tahu apakah makanan yang akan dimakan sudah cukup asin atau belum. Jangan rusak acara makan tersebut dengan menambahkan garam pada makanan sebelum Anda tahu pasti apakah makanan tersebut sudah cukup asin atau belum bagi Anda. Karena dengan langsung menambahkan garam tanpa mencicipinya terlebih dahulu dan ternyata makanan tersebut sudah cukup asin, Anda tidak mungkin dapat menghabisi makanan tersebut dan hal ini akan memberi kesan tidak baik.

- Alasan berikut (dan hanya berlaku di pesta makan malam), menambahkan garam pada makanan di piring Anda akan memberi kesan seakan Anda tidak percaya terhadap masakan tuan rumah. Bila ditanya apakah perlu garam, minta garam dan lada, karena garam dan lada selalu berada bersama.

5. Siku Di Meja
Meletakkan siku di meja memang nyaman tetapi hal ini tidak dibenarkan bila Anda melakukannya pada suatu jamuan makan siang atau makan malam. Hal ini memberi kesan tidak sopan. Apalagi bila kemeja yang Anda kenakan berlengan panjang. Bila terkena noda, akan terlihat jelas.

Kapan Anda boleh meletakkan siku di meja makan? Waktu yang tepat adalah di antara dua makanan. Maksudnya, pada waktu selesai menyantap makanan pembuka dan akan masuk ke makanan utama atau pada saat selesai menyantap makanan utama dan akan melahap makanan penutup. Anda dapat relaks sebentar sambil menantikan makanan berikutnya. Atau dapat juga pada saat Anda harus berbicara dengan teman satu meja yang posisinya tak langsung di sebelah Anda. Letakkan siku di atas serbet dan dekatkan posisi Anda dengan lawan bicara sehingga Anda dapat mendengar apa yang dikatakannya, demikian pula sebaliknya.

Bila bicara soal etika, tidak berarti kita sedang membicarakan masalah penampilan yang menarik. Tata krama merupakan cara untuk menghargai orang lain. Dengan memahami etika atau tata krama, sikap kaku dan tak nyaman dapat dihindari. Selain itu, Anda pun terkesan sopan dan amat pantas untuk dihargai. Nah, mulai sekarang, jangan lupa menerapkan 5 aturan dasar tadi dan Anda akan melihat serta menikmati hasilnya.

<>

ETIKA BERTELEPON

Dua hari lalu, iya bener, dua hari lalu, saya dapat dua telepon menjengkelkan di hari yang sama. Makanya, butuh waktu dua hari untuk meredam emosi kqkqkq…sekarang dah bisa ketawa ceria niy…

Kutipan percakapan nya:

-----------

A = Mbak dari sebuah departemen di Hotel ***** (maksudnya hotel berbintang 5. Namanya, lebih baik ga usah disebutkan saja) di Nusa Dua

B = saya

B = Selamat pagi

A = Mbak, punya white orchid?

B = Ga punya, Mbak. Ini dari mana?

A = Dari Hotel XX. Punyanya warna apa?

B = Ungu

A = Ungu? [si mbak nggrundel trus, klik … putus]

B = ???

-----------

A = Salesman dari buku petunjuk telpon XX

B = saya

B = Selamat siang

A = Bu, apa betul ini PT. ABC?

B = Ya, betul, Pak.

A = Begini Bu, saya dari XX. Perusahaan Ibu mendapat gratis 1 tahun beriklan di XX. Bla..bla..bla [menerangkan fasilitas nya]

B = [heran mode on, koq bisa yah…?]

A = Bagaimana Bu, mau diambil?

B = Terima kasih Pak, tidak usah saja, karena PT nya ini belum beroperasi

A = Maksudnya?

B = PT nya belum jalan, belum ada kegiatan.

A = Belum ada kegiatan? [klik … putus]

-----------

Wala..wala…berasa ga sih…kalo digratisin itu menyebalkan….

-----------

Etika Bertelepon di Kantor

Sumber: http://astaga.com/karir/index.php?id=28209&cat=133

Siapapun sudah tau cara menggunakan dan berbicara di telepon. Karena benda yang satu ini memang sangat familiar di antara alat komunikasi lainnya. Tetapi, meskipun berbicara di telepon itu mudah, ada etika dan aturan tersendiri. Anda tidak bisa langsung 'nyerocos' ini itu begitu ada nada 'hallo' di seberang sana.

Sekalipun Anda bukan operator telepon, Anda perlu tau aturan dalam bertelepon ria. Karena apapun pekerjaan Anda, pasti tak terlepas dari urusan telepon bukan? Berikut ini etika bicara di telepon, baik dalam menelepon maupun 'menerima' telepon.

Menelepon

- Ucapkan salam begitu telepon diangkat di seberang sana. Misalnya 'selamat pagi', 'selamat siang', dst. Jangan sampai ketika telepon diangkat Anda langsung pada pembicaraan, seperti "Saya mau membicarakan masalah utang piutang dengan...." Kalau Anda melakukannya Anda bisa dicap nggak sopan.

- Setelah mengucapkan salam, sebutkan identitas diri Anda dengan jelas lalu kemukakan keinginan Anda untuk berbicara dengan orang yang Anda tuju. Misalnya "Saya Rina dari PT. Cipta Bahagia, bisa bicara dengan Ibu Shanty di bagian billing...?" Jangan langsung 'menuduh' "Ini Ibu Shanty ya..?"

- Ucapkan terima kasih jika Anda disuruh menunggu. Jangan menggerutu atau ingin buru-buru, misalnya "Cepetan ya penting nih..!" Jika ternyata orang yang Anda cari tidak ada di tempat, sampaikan keinginan Anda untuk meninggalkan pesan. Sebelumnya tanyakan dulu "Apakah saya bisa meninggalkan pesan..?. Jika bisa, beritahukan pesan Anda dengan jelas. Jangan lupa sebutkan identitas diri Anda sekali lagi, seperti nama, nomor telepon, dan alamat kantor. Kemudian ucapkan terima kasih dan salam untuk mengakhiri pembicaraan.

Menjawab Telepon

- Ucapkan salam begitu Anda mengangkat telepon. Jangan mengangkat telepon setelah lebih dari tiga kali deringan. Kemudian sebutkan nama Anda dan perusahaan. Misalnya, "Selamat siang, PT. Biru Laut dengan Dewi, bisa saya bantu?"

- Bila si penelepon menanyakan keberadaan orang lain, tanyakan terlebih dulu siapa namanya sebelum Anda memberitahukan keberadaan orang yang dicarinya. Seperti, "Maaf dengan siapa saya bicara..?"

- Bila orang yang dituju tidak ada di tempat, beritahukan dengan sopan dan tawarkan padanya untuk meninggalkan pesan. "Maaf Pak Rudi sedang tidak ada di tempat. Anda mau meninggalkan pesan..?" Jika ia meninggalkan pesan, catat isi pesannya dengan jelas. Jangan pernah lupa mencatat nama dan nomor telepon si penelepon.

- Pastikan si penelepon percaya bahwa Anda akan menyampaikan pesannya dengan baik. "Saya akan segera sampaikan pesan Anda.." Kemudian ucapkan salam ketika mengakhiri pembicaraan.

Pada intinya usahakan untuk selalu sopan dalam berbicara di telepon. Ingat, meskipun tidak bertatap muka secara langsung, dari nada dan cara Anda bicara di telepon, orang akan mudah membaca karakter Anda. Maka jangan lupakan etika bertelepon..!

Selasa, 10 Februari 2009

Mencontek karena Pressure

-;Posisi menentukan prestasi-;, saat-saat ujian para siswa berlomba menempati tempat duduk tertentu,dekat dengan murid paling pintar.Ada juga yang menyalin pelajaran di kertas-kertas kecil kemudian diselipkan di tempat tertentu. Berbagai trik dan cara dilakukan untukmencontek.Mengapa mereka melakukannya?

MENCONTEK sebenarnya tidak hanya berupa perilaku meniru jawaban teman sebangku sewaktu ujian. Mencontek dapat dimulai pada usia dinidengan adanya proses imitasi dari orang lain.Anak tidak sekadar meniru pelajaran, tapi juga gaya bicara atau berpakaian.

Adapun mencontek pelajaran di sekolah karena tuntutan yang tinggi. Psikologanak dari UniversitasIndonesiaLuhSurini YuliaSavitri MPsi mengatakan,perilaku mencontek pada anak/siswa bisa disebabkan tuntutan yang terlalu tinggi sehingga anak melakukan segala cara untuk mencapai itu.Anak akan berpikir tidak usah capek belajar dengan melihat jawaban temannya.

-;Perilaku tersebut disebabkan oleh sistem pendidikan lebih ke arahnilai bukan proses belajar.Anak-anak merasa tuntutan yang dibebankanterlalu tinggi sehingga lebih memilih cara mudah untuk mendapatkannilai bagus,-; tutur wanita yang biasa disapa Vivi. Perilaku anak

mencontek bisa juga dilatarbelakangi tuntutan keluarga akan nilai yangbagus. Anak dikatakan berprestasi jika mempunyai peringkat (ranking)yang bagus. Orangtua lebih mementingkan nilai sehingga tidakmemperhatikan proses belajar yang dilewati anak.

-;Ketikaorangtua menuntut seperti ini, anak akan merasa ketakutan ketikanilainya jelek. Akibatnya, anak akan berusaha mendapat nilai tinggimelakukan segala macam upaya termasuk mencontek, -;sebut Vivi. Haltersebut dibenarkan psikolog dari Yayasan Pelangi Anak Indonesia,DraPsi Sandra Talago Msc. Dia mengungkapkan, selain sistem pendidikan yanglebih mementingkan nilai yang bagus atau peringkat yang tinggi.Tuntutan lingkungan yang lebih mementingkan nilai peringkat dan lebih-;diakui-;ketika mendapatkan nilai yang tinggi.

Anak akanmerasakan adanya persaingan sehingga melakukan bermacam cara agarberhasil. -;Misalnya orangtua bertanya; ’Ranking berapa?’ Pertanyaan inisebagai pressure bagi anak. Tidak hanya orangtua, tapi juga lingkungansekolah juga turut membuat anak tertekan,-; lanjut Sandra. Sandramenambahkan, pendidikan yang menerapkan metode tradisional yang lebihmenekankan angka dan hafalan sehingga lebih memudahkan anak untukmencontek.

-;Coba kalau sekolah interaktif yang melatih anakdidiknya untuk menjawab secara lisan.Tentu anak akan semakin sulituntuk mencontek jika dibandingkan dengan jenis soal multiple choiceatausmall essay,-; kata Sandra. Kedua jenis soal itu akan memudahkan anakuntuk mencontek. Ketika anak mencontek dan berhasil, anak akantermotivasi kembali untuk melakukan hal yang sama.

Saat anakmencoba dan berhasil, ada suatu kebanggaan dalam dirinya. Dalam duasampai tiga kali kesempatan akan melakukan hal sama.-;Tapi ini bukansuatu habitual (kebiasaan), anak hanya memanfaatkan kesempatan karenatuntutan yang tinggi,-;kata Vivi. Menurut Sandra, anak akan meningkatrasa percaya dirinya ketika anak berhasil mencontek. -;Untuk itu, anakperlu ditanamkan honesty, reward, dan punishment agar anak menganggap

bahwa nilai bukan segalanya,-; ujar dia.

Perilaku mencontektidak hanya bisa dilihat dari sisi anak didik. Seperti yang diungkapkan Kepala Level 4-6 SD Al Izhar Pondok Labu Dra Prihanti Handayani,perilaku mencontek anak juga bisa menjadi evaluasi bagi guru. -;Anakmencontek juga bisa menjadi feedback guru, ada beberapa bagianpelajaran yang belum dimengerti anak,-; ujar Yani. Mencontek merupakansalah satu bentuk kemalasan karena tidak mempunyai rutinitas belajar,tapi menginginkan nilai yang bagus.

Hargai Proses Belajar

PERILAKU

mencontek tidak akan menjadi suatu kebiasaan saat anak mulai-;terlatih-;.Perilaku ini tidak serta-merta karena pengawasan guru yanglemah, tapi juga dipengaruhi faktor keluarga. Lingkungan keluarga memegang peranan penting karena sebagian waktu anak bersama mereka.

Perilakumencontek bisa dikurangi dengan peranan orangtua. Dengan orangtuamenganggap nilai bukan segalanya akan mengurangi beban anak. Orangtuadiharapkan mendampingi anak dalam belajar. Orangtua memberikanpengertian bahwa mencontek merupakan tindakan yang kurang terpuji.-;Orangtua agar berdialog mengenai konsekuensi yang didapat anak ketikaanak mencontek sehingga anak mengetahui akibat dari perbuatannya,-; kataSandra.

Dengan berdialog akan membantu anak belajar mengenaipemecahan masalah (problem solving).Menumbuhkan pengertian dalam dirianak tidak semua pelajaran dapat dikuasai dengan baik. -;Misalnya anakbagus di pelajaran A,belum tentu bagus juga di pelajaran B.Tanamkankepada anak, mereka punya keunggulan di bidang lain,-; paparnya. Dialogakan bisa menggali lebih dalam tentang mencontek dan menemukan insightanak.

-;Mengajak anak berdialog, misalnya menurutmu kalauberhasil dengan pekerjaan sendiri daripada berhasil dengan meniru,-;sebutnya.Dari proses tersebut sehingga anak akan berpikir mencontekadalah tidak baik. Dra Prihanti Handayani mengingatkan agar bukan hanyaorangtua tapi juga guru. Anak akan lebih dihargai dari prosesnya bukannilai yang didapatkan. -;Tingkatpemahaman dan usaha yang dilakukan anakdidik bukan sekadar orientasi pada nilai,-;paparnya.

Menurut dia,sebaiknya orangtua dan guru tidak menaruh harapan yang terlalu tinggi.Penekanan anak memahami materi yang diberikan melalui pemahamanpelajaran.Pemahaman anak dipengaruhi materi pelajaran, metode yangditerapkan serta evaluasi. Dukungan orangtua juga diperlukan dengamenanamkan nilai kejujuran, tenggang rasa, toleransi, dan normanorma.

-;Kebiasaananak ini didapatkan angka dari lingkungan terdekat dahulu yaitukeluarga.Sekolah menjadi faktor pendukung dari pelajaran yang didapatanak di rumah,-; lanjut Yani. Ketika anak tidak dibebani harus mendapatnilai yang tinggi, tentu anak tidak akan merasa ketakutan. Pemahamanlebih penting bagi anak yang akan dibawa kelak hingga dewasa.Karena

proses tersebut sebagai bekal dalam menyelesaikan masalah kelak.

Berikan Kepercayaan dan Konsekuensi

MENDAPAT

nilai bagus tanpa susah-susah untuk belajar merupakan suatu godaan anakmencontek.Anak yang mencontek akan merasakan perasaan tidak nyaman dan

tidak akan mencoba lagi. Ada juga anak yang tetap melakukan tindakan

tersebut.

Parahnya, ada anak yang memulai untuk mencontek dantidak bisa menghentikannya. Anak yang dipergoki sedang mencontek akanmendapatkan hukuman.-;Anak akan mendapatkan punishment sesuaikesepakatan yang telah disetujui di awal semester,-;ujar Luh SuriniYulia Savitri MPsi.Anak harus menaati peraturan yang telah disepakatibersama dan anak mengetahui konsekuensi akibat mencontek. Diamenyarankan agar anak lebih ditekankan belajar untuk memahami.

-;Orangtua

mendampingi anak saat belajar dan diberi kepercayaan anak akan nyamansemakin memudahkan untuk belajar,-;katanya. Anak akan mendapatkan sanksisesuai perbuatannya seperti pengurangan nilai. Bisa juga anak dipanggilpersonal dan diajak berdialog alasan mencontek.Konsekuensi anak yangmencontek, anak mengulang kembali tes dengan materi yang berbeda.Walaupunanakbarupertama kali mencontek dan ketahuan, anak tetapmendapat sanksi tapi tidak perlu memarahi anak di depan teman-teman sekelas.

-;Ketika memarahi anak di depan kelas, anak akanmenjadi malu.Teguran seperti ini akan menimbulkan masalah baru lagibagi anak,-;lanjut Vivi. Penerapan disiplin ini harus konsisten. Tak

jauh berbeda, Dra Psi Sandra Talago Msc mengatakan, peraturan yangtelah disepakati bersama berarti anak dilibatkan dalam pengambilankeputusan. -;Anak juga belajar bertanggung jawab mengenai kesepakatanyang telah diambil. Jadi bukan sanksi muncul setelah perilaku mencontekmuncul,-;kata Sandra.

Berikan anak kepercayaan untukmenyelesaikan masalahnya. Anak akan belajar menyelesaikan pekerjaannyatidak selalu diingatkan. -;Saat anak sadar telah diberi kepercayaan,anak akan bertanggung jawab tidak selalu diingatkan,-; kata Sandra.Berdasarkan pengalaman Dra Prihanti Handayani dalam mendidik anakdidiknya,ketika mendapati anak mencontek anak diberi soal lain. -;Selainitu,anak dipanggil dan mengerjakan tes sendiri. Anak diharuskanmengulang ujian kembali dengan mengerjakan soal di tempat lain,-;ujar’

Yani. sumber :(hendrati hapsari)

MENGATASI ANAK YANG SUKA MENCONTEK

Mencontek adalah perbuatan tidak jujur,dimana seseorang mencuri dari orang lain dengan cara yang tidak terpuji. Alloh SWT menyuruh hambanya bersikap jujur dan menjauhkan diri dari kebohongan. Mencontek dilarang karena bersikap tidak adil pada diri sendiri dan temannya.

Mencontek ditingkat sekolah dasar harus ditangani dengan serius karena hal itu bukan hal wajar untuk anak seusianya. Tugas sekolah jangan terlalu sulit dan pada umumnya anak-anak sangat terpengaruh pada kejujuran.

Cara mengatasi anak yang suka mencontek dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Jangan bertindak berlebihan,khususnya jika anak anda mengakui perbuatan curang karena kemauannya sendiri.Hadapi dengan sabar dan bijaksana jika anak anda menceritakan kepada anda tentang perbuatannya.
  2. Tanyakan mengapa mereka berbuat itu.Jawabannya akan memberitahukan apa yang harus anda lakukan.Teruslah menyelidiki dengan cara yang baik,dan mendukungnya.
  3. Jika hal tersebut situasional,dia merasa tidak cukup siap untuk menghadapi tes dan merasa takut gagal.Tolonglah dirinya untuk menemukan jalan keluarnya.
  4. Usahakan untuk mendapatkan tutor pada mata pelajaran tertentu,bantulah dirinya belajar.
  5. Mencontek seringkali menjadi jalan singkat atau pemacu dari rasa putus asa.Berilah penjelasan tentang keburukan mencontek.
  6. Jika dia mencontek karena ingin mendapat nilai 100 dari pada nilai 60,telitilah berapa banyak tekanan yang dilakukan oleh orang tua atau dari pihak sekolah pada dirinya. Katakan padanya nilai 60 dapat diterima jika hal itu menggambarkan hasil terbaiknya. Tetapi jika anda mengira anak anda berada dibawah standar dari potensi yang dimilikinya,carilah bimbingan dan informasi dari sekolahnya.
  7. Hindari nasehat dengan khutbah dan hukuman kasar.Jika anak anda ketahuan mencontek,dia sudah siap menerima konsekuensinya.Dia sudah malu dan tahu bahwa dia telah mengecewakan anda. Dihukum atau diejek mungkin akan membawanya ke dalam kebiasaan yang buruk.

Jika anda mengatasi sebuah rasa tidak bersalah secara relatif dan kejadian yang diisolir dengan baik secara cepat ,anda akan menolong untuk melakukan tindakan pencegahan. Perhatikan kebiasaan anda sendiri secara terus menerus kerjakan pekerjaan rumah atau kegiatan lainnya dengan mengatakan bahwa anda tidak meniru pekerjaan orang lain. ( Sumber:Ajaklah anak bicara,Dr.Irwan Prayitno).